Senin, 21 Maret 2011

Sekilas Tentang Lontara’ Bugis

Di kalangan orang Bugis, sejak zaman dahulu lontara’ mempunyai peranan yang penting sekali dalam kehidupannya, karena lontara’ mengandung nilai-nilai budaya yang tinggi yang menjadi pedoman hidup dan kehidupannya.
Lontara’ adalah suatu karya sastra orang Bugis yang sudah memasyarakat di tengah-tengah masyarakat Bugis sejak zaman dahulu. Lontara’ mempunyai sifat-sifat tertentu yang perlu diketahui dan diperhatikan. Untuk memahami lontara’ perlu pengetahuan khusus, karena lontara’ juga merupakan naskah sastra budaya yang mempunyai sifat-sifat tertentu sebagaimana sastra budaya bahasa-bahasa lain.
Penulisan lontara’ sudah dilakukan sejak zaman dahulu sedang pencetakannya sudah dilakukan oleh pemerintah Belanda pada pertengahan abad yang lalu. Namun hasil tulisan dan cetakan itu sudah sukar didapati lagi. Hal ini disebabkan karena sudah mengalami pelapukan dan kehancuran setelah dimakan zaman. Lain lagi halnya karena dianggap keramat yang sukar dipinjam dan dibaca. Bahasanyapun sukar dipahami atau dimengerti karena bahasanya bahasa lama dengan aksara lontara’ klasik.
Jenis-jenis lontara’ di Sulawesi Selatan antara lain : Lontara’ Pappaseng (kata bijak), Paggalung (pertanian), Surek-surek, Pattaungeng (catatan harian), Adek (adat), Uluada, Allopi-loping (pelayaran), Pangoriseng (silsilah), Attoriolong (kebiasaan orang-orang dulu), Pau-pau Rikodong, Pangaja dan lain-lain sebagainya. Isi lontara’ antara lain mengandung aspek budaya yang terdiri atas beberapa aspek budaya: sosial, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan tehnik, kesenian dan filsafat).

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

 

Followers

Labels

 

Sample Links

Templates by Nano Yulianto | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger